Tidak Mudah Untuk Bersyukur

Senin, 24 Juni 2024. Kudapatkan seorang anak perempuan yang datang diinterview. Pada saat itu dia diantar oleh bapaknya. Saya iri dong haha, karena bapaknya setia tunggu depan pintu sampai si anak ini selsai interview kerja. Yang hebatnya lagi, dia masih berusia 18 tahun sudah mau melamar kerja. Saya pada saat itu masih suka bersenang-senang, kesana kemari, belum sama sekali berfikir akan hal mencari uang, dan orang tua pun tidak menuntut akan hal itu. Ya Allah, astagfirullah langsung ka' tertampar. Saya ternyata sangat disayang, dimanja dan masih sering kupikir tidak ada tempat ku pulang haha (dasar labil). Tak lama kemudian datang lagi pelamar kerja lainnya secara berturut. Dan ternyata sesusah itu cari kerja ya Allah. Dan mereka cari kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sementara saya, masih sering banyak mengeluhnya padahal sama sekali tidak dituntut apapun.

Ternyata benar kalau bumi itu tenang, seringkali yang berisik itu orang-orang yang tidak mencintai takdirnya. Mereka hidup di bumi Allah, tapi kurang bersyukur. 

Tak bisa dipungkiri sih, capkali ketika membuka sosial media, dan tanpa disadari membuat pikiran kita untuk terus membanding-bandingkan diri kita dengan kehidupan orang lain. Kita selalu melihat kalau kehidupan mereka lebih bahagia, sempurna, dan terlihat sangat baik-baik saja. Hal ini cenderung membuat kita ingin mengubah diri menjadi seperti orang lain itu hahah. Padahal Pada intinya yah memang kita kurang bersyukur ajah hehehe. Sebagai manusia, tentu hal ini memicu timbulnya rasa tidak nyaman, termasuk saya yang sering sekali mengalami hal demikian. 

Seringkali yang membuat diri kita merasa kurang bahagia adalah terlalu banyak meminta kepada Tuhan tapi kurang bersyukur dengan apa yang sudah ada. Terlalu memikirkan banyak permintaan sampai tidak menyadari begitu banyak pemberian yang telah Tuhan berikan.

Tapi serius, bersyukur itu susahhhh hahaha. Terkadang hari ini saya bisa bersyukur, eh besok lupa lagi. Astagfirullah.....