Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Love Yourself

 Badan saya (kurus, gendut, pendek, tinggi, bulat, segitiga, persegi panjang, atau apalah itu) bakalan ada yang mau gak yah ? Kulit saya (hitam, belang, putih, gak rata, gini amat) bisa dapat jodoh gak yah ? Wajah saya (jerawatan, bopengan, bruntusan, gelap) kayak gini, apa ada yang bakalan melirik ? Hmm, kenapa dia pilih saya yah ? Padahal kan mantan-mantannya lebih cantik, seksi, mulus, bohay, dll. . . Aduhh, gak dipilih salah, dipilih masih tetap salah. Terus maunya bagaimana ?  . . . Buat kalian yang masih sering mempertanyakan hal-hal demikian. Saya cuma mau bilang ke kalian, berhentilah menilai dirimu sebatas bentuk fisik, warna kulit, kecantikan dll. Bukan hal yang salah sih ketika kamu merasa tidak nyaman dengan diri kamu yang sekarang, lalu berinisiatif untuk memperbaiki penampilan, atau kamu yang masih insecure, sulit menerima atau mencintai diri sendiri, yah semua itu memang manusiawi.  Tapi, tolong jangan berlarut-larut disitu. Jangan mengasihani diri sendiri, jangan mengha

Minder

Laki-laki yang minder dekatin kamu karena perihal pendidikan, prestasi, kebiasaan, dan pencapaian yang kamu punya. Ia memang bukanlah jodohmu, mereka itu jodoh orang lain. Jadi tidak usah khawatir. Dalam Al-Qur'an pun telah dijelaskan bahwa setiap pasangan itu harus sepadan (QS An Nur ayat 26 : "Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik”.) Namun, yang perlu digarisbawahi disini yakni sepadan yang dimaksudkan tidak berhubungan dengan materi/finansial melainkan kapasitas dan mentalitas seseorang, kemampuan & keinginan untuk saling melengkapi, saling mendukung, dan berupaya untuk selalu bahagia bersama.   Materi memang penting !!! Namun, materi bisa dicari dan menyusul. Tetapi, sepadan, sekufu, sefrekuensi, setara dalam intelektual, mental, spritual, kecerdasan itu hal mutlak dimiliki no debat.  Kalau

Selamat Hari Ayah

Katanya setiap tanggal 12 November diperingati sebagai hari Ayah. Saya terkadang suka iri dengan mereka yang suka posting foto dengan ayah mereka. Sedang jalan-jalan, makan bareng, hangout bareng, dan tersenyum bareng ayah mereka. Tapi kali ini saya ingin bercerita tentang kepribadian ayah saya dalam memperingati hari ayah kali ini. Etta.... Begitu panggilan yang kusematkan terhadap ayah saya. 8 bulan yang lalu Etta saya pergi untuk selama-lamanya dan menyisakan luka dan kehilangan bagi saya. Masih jelas kuingat rutinitas beliau yang membangunkan putra-putri nya untuk bangun sholat subuh, menanyakan pelajaran sekolah si bungsu bagaimana, membantu mengerjakan tugas anak-anaknya dan petuah-petuah lainnya.  Etta yang merupakan sosok laki-laki hebat dalam keluarga. Beliau menderita penyakit diabetes kurang lebih 6 tahun, kemudian harus kehilangan penglihatan nya setelah melakukan operasi pada matanya. Beliau juga sangat bertanggung jawab dalam pekerjaan, dibuktikan dengan keuletan dan kera

Mattula' Bangi (bertopang dagu)

Mattula' bangi merupakan salah satu posisi yang sangat nyaman kita lakukan disaat lagi menghayal, termasuk juga pada saat menjadi pendengar bagi teman yang sedang curhat, saat berfoto, saat buang hajat, saat kerja tugas, saat nonton film, bahkan disaat bermain handphone pun sering kali kita lakukan posisi mattula' bangi ini. Ketika kita melakukan posisi mattula'bangi ini di rumah, pasti seringkali mendapat teguran dari para orang tua terutama nenek. Konon katanya "Pemmali mattula' bangi tawwe nasaba' macilakai" yang artinya dilarang bertopang dagu sebab ia akan sial. Diibaratkan seseorang yang suka mattula'bangi dikondisikan sebagai seseorang yang tidak bisa melakukan sesuatu, sifatnya pemalas, tidak ada hasil yang bisa ia dapatkan sebab dengan mattula'bangi ia tidak melakukan apa-apa. Barangkali ada yang lebih paham tentang mattula'bangi ini. Kenapa orang-orang terdahulu melarang kita melakukan nya ? Sebab, saya percaya mereka melarang kita pa

Memasak

Sendiri ngekost bukanlah sebuah alasan untuk tidak menjadi produktif. Mager harus dilawan, bukan untuk dituruti. Lagi pula makan Indomie secara berkala juga tidak baik untuk pencernaan. Ayo bangkit, mari kita masak sesuatu yang berbeda hehehe. Semua orang harus bisa masak (ini tidak dapat dibantahkan), tidak memandang ia laki-laki maupun perempuan. Tidak mesti hebat sih, bisa masak ini itu. Paling tidak kita punya basic skill untuk melakukan pekerjaan yang satu ini. Kalau kata Socrates : "Janganlah engkau menjalin hubungan dengan wanita yg tidak mahir memasak walaupun engkau mencintainya. Cinta itu meskipun dapat melahirkan ‘mukjizat’ tapi tidak dapat menciptakan malukhiyyah (masakan sayuran)”...... Hmm, andai saja Socrates masih hidup pasti sudah digugat oleh kaum feminis (eh, tak hidup saja masih digugat). Dan memang benar, kutipan tersebut sangat mendomestifikasi perempuan. Sejak kapan peran memasak itu jadi kewajiban perempuan ? Memasak itu bisa dilakukan oleh laki-laki maupun

Menyetir

Katanya kesabaran seseorang itu bisa dilihat saat ia menyetir dalam kondisi jalan yang macet (lupa kata siapa). Hmm, saya sangat benci ini dan paling tidak suka dengan kondisi jalanan yang macet saat mengendarai kendaraan roda empat !!! Sebab, susah mencari celah untuk menyalip kiri dan kanan. Selain itu pasti kita sangat bosan, panas hati, berkeringat, mengomel akan ketidak-indahan kemacetan ini. Lantas, apakah saya bisa dikatakan orang yang tidak sabaran ? Hahaha.... Enakan juga nge-trip jarak jauh dengan jalur jalan pengunungan, karena dengan itu kita bisa menikmati pemandangan indah dan menghirup udara yang sangat segar. Kemudian ditambah lagi kondisi jalan yang berkelok-kelok dengan banyak tanjakan. Tentunya itu menjadi keunikan dan tantangan tersendiri yang menarik bagi saya. Selain itu kita juga bebas mengatur kecepatan kendaraan dengan sesuka hati kita sambil mendengarkan musik tentunya. Tapi, lain halnya ketika kita membawa serta keluarga dalam perjalanan kita (apalagi di dal

Bermain Bayangan Tangan

Kondisi gelap pada saat listrik sedang (lebih akrab disapa mati lampu) padam membuat perasaan tidak senang tentunya. Tak ada salahnya ketika kamu merasa lelah untuk bercinta dengan gadget mu. Kemudian kamu mulai duduk merenung dan memikirkan permainan masa kecilmu sambil bernostalgia memikirkan masa lalumu yang indah itu.  Dulu, saat mati lampu penerangan yang biasa digunakan yakni lilin, lampu minyak, dan lampu cas (tapi itu masih sangat jarang).  Dulu, moment saat mati lampu digunakan untuk bercerita dengan keluarga, saling bertukar pikiran dan bersenda gurau dengan keluarga. Selain itu, tidak sedikit orang tua yang mengajak anaknya bermain bayangan tangan ini untuk menciptakan hiburan agar anak-anak tidak merasa bosan (termasuk Alm.Ettaku hehehe). Selain itu permainan ini juga bisa melatih kreatifitas dan imajinasi loh. Dulu, saya bisa menirukan beberapa bentuk hewan dengan menggunakan dua tangan diantaranya burung, serigala, kelinci, dan masih banyak lagi. Tapi sekarang kucoba untu